Rabu, 13 Mei 2015

Evaluasi Data Pengamatan G. Sinabung, Sumatera Utara Dalam Tingkat Aktivitas Level Iii (siaga) Hingga Tanggal 12 Mei 2015 Pukul 06:00 Wib

I. Pendahuluan
  1. Gunungapi Sinabung berbentuk strato, secara administratif masuk dalam Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara dan secara geografis ada pada posisi 3º 10’ LU dan 98º 23,5’ BT dengan ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut.
  2. Pasca peningkatan aktivitas vulkanik G. Sinabung dari Waspada menjadi Siaga pada tanggal 3 November 2013, aktivitas vulkanik meningkat secara fluktuatif hingga 22 November 2013 dan meningkat secara siginifikan pada 23 dan 24 November 2013. Sehingga tingkat aktivitas G. Sinabung dinaikkan dari level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) pada tanggal 24 November 2013 pukul 10:00 WIB. Namun, sejak tanggal 8 April 2014 pukul 17:00 WIB tingkat aktivitas G. Sinabung diturunkan dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga).

II. Hasil Pengamatan
2.1 Visual 
Pemantauan secara visual dilakukan dari Pos PGA Sinabung yang terletak di Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat yang berjarak sekitar 8,5 km dari puncak G. Sinabung. Hasil pemantauan secara visual dari tanggal 4 Mei hingga 12 Mei 2015 pukul 06:00 WIB adalah sebagai berikut:  
  1. Tanggal 4 Mei 2015 teramati cuaca cerah hingga mendung, angin bertiup tenang hingga perlahan ke arah timur atau barat daya, suhu udara 16 – 27° C. Gunungapi tampak jelas hingga tertutup kabut. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tipis hingga tebal dengan warna putih hingga keabu-abuan dan tinggi 100 hingga 700 meter di atas puncak.
  2. Tanggal 5 Mei 2015 teramati cuaca berawan hingga mendung, angin bertiup tenang hingga sedang ke arah timur, suhu udara 19 – 24° C. Gunungapi tertutup kabut.
  3. Tanggal 6 Mei 2015 teramati cuaca berawan hingga hujan dengan intensitas ringan, angin bertiup tenang hingga perlahan ke arah timur, suhu udara 18 – 26° C. Gunungapi tertutup kabut.
  4. Tanggal 7 Mei 2015 teramati cuaca cerah hingga mendung, angin bertiup tenang hingga sedang ke arah barat atau barat laut, suhu udara 16 – 30° C. Gunungapi tampak jelas hingga tertutup kabut. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal dengan warna putih dan tinggi 200 hingga 600 meter di atas puncak.
  5. Tanggal 8 Mei 2015 teramati cuaca cerah hingga hujan dengan intensitas ringan hingga deras, angin bertiup tenang hingga perlahan ke arah barat, barat daya atau timur, suhu udara 18 – 23° C. Gunungapi tampak jelas hingga tertutup kabut. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal dengan warna putih dan tinggi 300 hingga 500 meter di atas puncak.
  6. Tanggal 9 Mei 2015 teramati cuaca cerah hingga mendung, angin bertiup tenang hingga perlahan ke arah barat atau timur, suhu udara 14 – 26° C. Gunungapi tampak jelas hingga tertutup kabut. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal dengan warna putih dan tinggi 150 hingga 400 meter di atas puncak.
  7. Tanggal 10 Mei 2015 teramati cuaca cerah hingga mendung, angin bertiup tenang hingga perlahan ke arah timur, suhu udara 16 – 28° C. Gunungapi tampak jelas hingga tertutup kabut. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal dengan warna putih dan tinggi 400 hingga 500 meter di atas puncak serta guguran lava dari puncak sejauh 1000 meter ke arah selatan.
  8. Tanggal 11 Mei 2015 teramati cuaca berawan - mendung, angin bertiup tenang hingga perlahan ke arah barat atau timur, suhu udara 19 – 24° C. Gunungapi tampak jelas hingga tertutup kabut. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal dengan warna putih dan tinggi 300 hingga 500 meter di atas puncak.
  9. Tanggal 12 Mei 2015 hingga pukul 06:00 WIB teramati cuaca berawan, angin bertiup tenang, suhu udara 16 – 19° C. Gunungapi tertutup kabut.
Sejak tanggal 4 Mei 2015 hingga 12 Mei 2015 pukul 06:00 WIB, gunungapi nampak jelas-tertutup kabut, pada saat tampak jelas, teramati asap putih tipis-tebal, tinggi asap 100-700 meter. Pada tanggal 12 Mei 2015 teramati satu kali Awan Panas Guguran dari puncak sejauh 3000 meter ke arah Selatan dengan kolom abu tertutup kabut.

2.2 Instrumental
1.   Kegempaan harian:
  1. Tanggal 4 Mei 2015 terekam 28 kali Gempa Guguran dengan amplitudo 3 - 90 mm dan lama gempa 23 - 210 detik. 10 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplitudo 3 - 9 mm dan lama gempa 7 - 12 detik. 6 kali Gempa Hybrid dengan amplitudo 6 - 21 mm dan lama gempa 8 - 17 detik. 5 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplitudo 5 – 11 mm, lama gempa 7,5 - 10 detik, dan S - P 1 – 1,84 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplitudo 0,5 - 2 mm (dominan 0,5 mm).
  2. Tanggal 5 Mei 2015 terekam 28 kali Gempa Guguran dengan amplitudo 3 - 86 mm dan lama gempa 20 - 105 detik. 7 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplitudo 3 - 27 mm dan lama gempa 6 - 18 detik. 9 kali Gempa Hybrid dengan amplitudo 3 - 40 mm dan lama gempa 8 - 20 detik. 5 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplitudo 7 – 100 mm, lama gempa 8 - 35 detik, dan S - P 1,2 – 2,1 detik. 1 kali Gempa Tektonik Lokal (TL) dengan amplitudo 14 mm, lama gempa 38 detik dan S – P 5,3 detik. 1 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplitudo 9 mm dan lama gempa 220 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplitudo 0,5 - 2 mm (dominan 0,5 mm).
  3. Tanggal 6 Mei 2015 terekam 30 kali Gempa Guguran dengan amplitudo 4 - 19 mm dan lama gempa 15 - 110 detik. 7 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplitudo 2 - 15 mm dan lama gempa 10 - 35 detik. 7 kali Gempa Hybrid dengan amplitudo 3 - 14 mm dan lama gempa 5 - 16 detik. 5 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplitudo 5 – 11 mm, lama gempa 7,5 - 10 detik dan S - P 1 – 1,84 detik. 1 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplitudo 4 mm dan lama gempa 150 detik.  Terekam Tremor menerus dengan amplitudo 0,5 - 2 mm (dominan 0,5 mm).
  4. Tanggal 7 Mei 2015 terekam 21 kali Gempa Guguran dengan amplitudo 3 - 16 mm dan lama gempa 45 - 105 detik. 6 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplitudo 3 - 6 mm dan lama gempa 10 - 20 detik. 2 kali Gempa Hybrid dengan amplitudo 5 - 9 mm dan lama gempa 6 - 11 detik. 9 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplitudo 5 – 55 mm, lama gempa 6 - 20 detik dan S - P 1 – 3,8 detik. 6 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplitudo 3 - 56 mm, lama gempa 91 – 237 detik dan S – P 25 - 77 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplitudo 0,5 - 2 mm (dominan 0,5 mm).
  5. Tanggal 8 Mei 2015 terekam 21 kali Gempa Guguran dengan amplitudo 3 - 30 mm dan lama gempa 18 - 170 detik. 5 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplitudo 4 - 12 mm dan lama gempa 8 - 18 detik. 2 kali Gempa Hybrid dengan amplitudo 5 - 38 mm dan lama gempa 11 - 13 detik. 8 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplitudo 4 – 68 mm, lama gempa 6 - 20 detik dan S - P 0,5 – 3,5 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplitudo 0,5 - 3 mm (dominan 0,5 mm).
  6. Tanggal 9 Mei 2015 terekam 38 kali Gempa Guguran dengan amplitudo 3 - 36 mm dan lama gempa 15 - 105 detik. 11 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplitudo 2 - 34 mm dan lama gempa 6 - 24 detik. 3 kali Gempa Hybrid dengan amplitudo 3 - 5 mm dan lama gempa 5 - 7 detik. 1 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplitudo 22 mm, lama gempa 180 detik dan S – P 46 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplitudo 0,5 - 2 mm (dominan 0,5 mm).
  7. Tanggal 10 Mei 2015 terekam 45 kali Gempa Guguran dengan amplitudo 4 - 96 mm dan lama gempa 20 - 180 detik. 9 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplitudo 2 - 10 mm dan lama gempa 5 - 23 detik. 4 kali Gempa Hybrid dengan amplitudo 3 - 28 mm dan lama gempa 8 - 18 detik. 4 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplitudo 3 – 7 mm, lama gempa 8 - 11 detik dan S - P 0,9 – 1,57 detik. 1 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplitudo 16 mm, lama gempa 80 detik dan S – P 37 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplitudo 0,5 - 1 mm (dominan 0,5 mm).
  8. Tanggal 11 Mei 2015 terekam 43 kali Gempa Guguran dengan amplitudo 3 - 42 mm dan lama gempa 17 - 105 detik. 5 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplitudo 2 - 14 mm dan lama gempa 10 - 27 detik. 1 kali Gempa Hybrid dengan amplitudo 10 mm dan lama gempa 12 detik. 6 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplitudo 4 – 20 mm, lama gempa 9 - 17 detik dan S - P 1,2 – 3,5 detik. 3 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplitudo 10 - 72 mm, lama gempa 74 - 114 detik dan S – P 15 - 24 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplitudo 0,5 - 2 mm (dominan 0,5 mm).
  9. Tanggal 12 Mei 2015 hingga pukul 06:00 WIB terekam 25 kali Gempa Guguran dengan amplitudo 5 - 105 mm dan lama gempa 30 - 190 detik. 3 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplitudo 3 - 6 mm dan lama gempa 7 - 15 detik. 2 kali Gempa Hybrid dengan amplitudo 3 - 5 mm dan lama gempa 8 - 20 detik. 2 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplitudo 10 – 110 mm, lama gempa 20 - 35 detik dan S - P 1,23 – 2,12 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplitudo 0,5 - 3 mm (dominan 0,5 mm).
Selama periode 4 – 12 Mei 2015 hingga pukul 06:00 WIB, gempa yang terekam adalah Gempa Guguran, Hybrid, Low Frequency (LF), Vulkanik Dalam (VA), Tektonik Lokal (TL), Tektonik Jauh (TJ), dan Tremor. Gempa Guguran yang berkaitan dengan ketidakstabilan kubah lava-lidah lava, terekam rata-rata 31 kejadian/hari. Gempa Vulkanik Dalam (VA) yang mengindikasikan adanya tekanan akibat intrusi magma, terekam rata-rata 5 kejadian/hari. Gempa Low Frequency (LF) yang mengindikasikan adanya aliran fluida (LF terekam rata-rata 7 kejadian/hari) dan Gempa Hybrid yang mengindikasikan pembentukan kubah lava (Hybrid terekam rata-rata 4 kejadian/hari). Tremor menerus masih terekam dengan amplituda bervariasi antara 0.5-3 mm (rata-rata dominan 0.5 mm). (Lampiran 1)
RSAM (Real-time Seismic Amplituda Measurement) energi getaran gempa-gempa selama periode 1 Januari 2015 hingga 12 Mei 2015 pukul 06:00 WIB menunjukkan pola datar (Lampiran 2).
 
2. Pengukuran jarak dengan EDM
Pengukuran jarak dengan EDM dilakukan dari SNB 1 (03° 10' 59,25" LU, 98° 25' 25,64" BT, elevasi 1.305 m) Desa Sukanalu, terhadap reflektor SNB 2 (03° 10' 42,50" LU, 98° 24' 50,50" BT, elevasi 1.436 m) dan SNB 3 (03° 10' 44,79" LU, 98° 24' 20,21" BT, elevasi 1.626 m) di lereng timur G. Sinabung. Grafik hasil pengukuran jarak dengan EDM selama kurun waktu dari 5 Maret 2014 hingga 11 Mei 2015 dapat dilihat pada Lampiran 4.
Pengukuran EDM Sukanalu selama periode 4 Mei 2015 hingga 12 Mei 2015, menunjukkan perubahan jarak miring yang cenderung memendek (inflasi) untuk SNB1 ke SNB3, sedangkan untuk SNB1 ke SNB2 masih relatif berfluktuatif tetapi cenderung stabil. Pada periode 4 Mei 2015 – 12 Mei 2015, perubahan jarak miring menunjukan pola relatif sama (stabil).

3. Pengukuran ungkitan dengan tiltmeter
Lokasi pengamatan deformasi dengan tiltmeter dilakukan di dua lokasi, yaitu: stasiun Sukanalu (03° 10' 41,8" LU; 98° 24' 20,8" BT, elevasi 1.626 m, lereng timur G. Sinabung) dan stasiun Lau Kawar (03° 11' 29,70" LU; 98° 23' 6,30" BT, elevasi 1.468 m, lereng utara G. Sinabung). Grafik hasil pengukuran ungkitan dengan tiltmeter selama kurun waktu dari 7 November 2013 hingga 12 Mei 2015 dapat dilihat pada Lampiran 5.
Hasil pengamatan deformasi dengan tiltmeter kontinyu di stasiun Sukanalu, pada periode 4 Mei hingga 12 Mei 2015 pukul 06:00 WIB, data tilt untuk komponen sumbu X (tangensial) dan sumbu Y (radial) masih menunjukkan pola deformasi fluktuatif tetapi pada trend stabil.
Untuk tiltmeter kontinyu di stasiun Laukawar pada periode 4 Mei hingga 12 Mei 2015 pukul 06:08 WIB, baik komponen sumbu X (tangensial) maupun komponen sumbu Y (radial), memperlihatkan pola deformasi fluktuatif tetapi pada trend stabil.

4. Pengukuran fluks gas SO2
Pengukuran fluks gas SO2 dilakukan dari Desa Sukatepu di tenggara puncak G.      Sinabung. Grafik hasil pengukuran fluks gas SO2 selama kurun waktu dari 1 September 2013 hingga 4 Mei 2015 dapat dilihat pada Lampiran 6.
Setelah terjadinya erupsi dengan durasi yang cukup lama pada tanggal 11-18 Januari 2014, fluks SO2 cukup tinggi dan berfluktuasi yaitu berkisar 1.234 – 3.796 ton/hari; setelah itu menurun hingga 1.234 ton/hari. Pada tanggal 4 Mei 2015, dilakukan 1 (satu) kali pengukuran dengan hasil 564 ton/hari.

5. Pengukuran parameter kimia air panas
Suhu mata air panas diukur secara kontinyu sejak awal September 2013 di daerah Payung (03° 07' 35,5" LU, 98° 23' 13,3" BT), di kaki gunung ke arah Selatan dari puncak G. Sinabung. Grafik pengukuran parameter kimia air panas selama kurun waktu dari 1 Oktober 2013 hingga 4 Mei 2015 dapat dilihat pada Lampiran 7.
Pada periode 4 Mei hingga 12 Mei 2015, suhu mata air panas berkisar 53,9 – 54o C. Kandungan gas CO2 berkisar 25 - 34 %, belum menunjukkan kestabilan dan SO2 selama periode ini tidak muncul (nol) sedangkan H2S terukur 0,6 ppm.

III. Evaluasi
  1. Secara visual aktivitas yang dominan teramati adalah hembusan dari puncak, sementara guguran jarang teramati.
  2. Secara umum pada periode ini terjadi penurunan jumlah kegempaan yang terekam dibandingkan dengan periode sebelumnya. Penurunan jumlah ini juga diiringi oleh penurunan trend RSAM yang menunjukkan penurunan energi yang terkandung dalam gempa. Meskipun terjadi penurunan jumlah kegempaan, Gempa-gempa Vulkanik Dalam (VA), Hybrid dan Low Frequency (LF) masih terekam yang menandakan masih berlangsungnya tekanan atau suplai magma baru.
  3. Pengukuran deformasi pada periode ini baik dengan EDM atau tiltmeter tidak menunjukkan adanya kecenderungan inflasi maupun deflasi.
  4. Pengukuran fluks gas SO2 dan parameter kimia air panas pada periode ini tidak menunjukkan perubahan dibandingkan dengan periode sebelumnya.

IV. Potensi Bahaya 
  1. Erupsi bersifat eksplosif masih berpotensi terjadi, ancamannya pada radius lk. 3 km, namun ancaman abu erupsi tersebut dapat mencapai > 3 km karena bergantung arah dan kuatnya angin.
  2. Bahaya erupsi G. Sinabung berupa pertumbuhan kubah lava baru di puncak (di sisi barat puncak lidah lava) disertai letusan, awan panas guguran dan guguran lava pijar dari puncak yang ancamannya ke sektor selatan (arah simpang Sibintun) bisa mencapai radius < 6 km dari puncak. Sedangkan yang ke arah tenggara (cenderung ke arah timur) ancamannya dalam radius lk.5 km dari puncak.
  3. Guguran lava pijar dan awan panas yang berasal dari puncak di sisi barat aliran (lidah) lava mengancam ke arah Desa Sukameriah dan Desa Gurukinayan, dan yang di sisi timur aliran lava mengancam ke arah Desa Bekerah-Desa Simacem (sektor tenggara-timur).
  4. Potensi aktivitas pada lubang tembusan fumarola baru di lereng utara (Lau Kawar) masih ada, walaupun sampai saat ini tidak menunjukkan perkembangan.
  5. Mengingat alterasi yang cukup kuat, ini akan memperlemah kestabilan lereng bagian utara dan berpotensi menimbulkan longsor dan banjir bandang pada waktu musim hujan, yang terbatas pada daerah sekitar lembah dan aliran sungai.
  6. Potensi terjadinya  lahar  masih  tinggi  yang  berasal  dari  endapan  abu/material erupsi  dan curah  hujan  tinggi. Lahar berpotensi terjadi di lembah-lembah sungai yang  berhulu di  G. Sinabung.
  7. Pada aliran lava baru (2014) bukit Uruk Tuhan terjadi guguran lava disisi timur dan tenggara, menyebabkan menumpuknya material rombakan yang berpotensi menjadi lahar saat hujan deras.
Kawasan Rawan Bencana letusan G. Sinabung selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.

V. Kesimpulan
  1. Pemantauan secara intensif terus dilakukan guna mengevaluasi kegiatan G. Sinabung, serta pemahaman akan aktivitas G. Sinabung harus tetap dilakukan secara intensif melalui kegiatan sosialisasi tentang ancaman aktivitas erupsi G. Sinabung.
  2. Jika terjadi perubahan penurunan aktivitas vulkanik G. Sinabung secara signifikan, maka tingkat aktivitasnya dapat diturunkan sesuai dengan tingkat aktivitas dan ancamannya.
  3. Berdasarkan data pengamatan visual dan instrumental serta potensi ancaman bahaya G. Sinabung hingga tanggal 12 Mei 2015 pukul 06:00 WIB maka tingkat aktivitas G. Sinabung masih tetap Level III (Siaga).

VI. Rekomendasi 
Sehubungan dengan G. Sinabung dalam tingkat aktivitas Level III (Siaga), maka direkomendasikan:
  1. Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendaki dan melakukan aktivitas di dalam radius lk.3 km, dan tidak melakukan aktivitas dalam radius < 6 km untuk sektor selatan (arah pertigaan simpang Sibintun dan arah Desa Gurukinayan) mengikuti batas Kawasan Rawan Bencana III dan II di sektor tersebut, dan lk 5 km untuk sektor tenggara  G. Sinabung karena kedua sektor tersebut merupakan bukaan lembah gunung tempat terjadi aliran lava dan awan panas.
  2. Bila kejadian awan panas menunjukkan peningkatan jarak luncur dari jarak terjauh sebelumnya (lk. 4,9 km) agar dilakukan penutupan jalan mulai dari Desa Tigapancur, pertigaan simpang Sibintun sampai simpang Gurukinayan.
  3. Masyarakat yang berada di dalam radius 3 km, yaitu yang bermukim di Kecamatan Payung (Desa Sukameriah) dan Kecamatan Naman Teran (Desa Bekerah,  Desa Simacem),  agar direlokasi.
  4. Masyarakat yang tinggal di luar radius 3 km dari Kawah G. Sinabung dan berada di depan bukaan kawah, berpotensi terancam oleh guguran lava dan luncuran awan panas, yaitu: 4 Desa dan 1 Dusun yang tersebar dalam 3 Kecamatan yaitu : Kecamatan Payung (Desa Gurukinayan); Kecamatan Naman Teran (Desa Kutatonggal), Kecamatan Simpang Empat (Desa Berastepu dan Dusun Sibintun serta Desa Gamber), agar direlokasi ke tempat yang aman.
  5. Masyarakat yang terdampak abu letusan dihimbau untuk memakai masker bila keluar rumah, serta mengamankan sarana air bersih dari jatuhan abu vulkanik, supaya tidak terkontaminasi, juga membersihkan abu vulkanik dari atap rumah dan pekarangan.
  6. Sehubungan dengan kejadian curah hujan yang masih tinggi, maka masyarakat yang bermukim dekat sungai-sungai yang berhulu di G. Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.
  7. Masyarakat di sekitar G. Sinabung diharap tenang tidak terpancing isu-isu tentang erupsi G. Sinabung, dan agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten Karo/Muspida Karo yang senantiasa mendapat laporan tentang aktivitas G. Sinabung.
  8. Pemerintah Daerah agar menyiapkan sarana komunikasi seluruh perangkat kerjanya, melakukan sosialisasi kepada masyarakat berkaitan daerah-daerah bahaya yang masih terancam, serta menambahkan/memperbaiki jalur evakuasi, sehingga mempermudah mengantisipasi ancaman bahaya erupsi jika tiba-tiba terjadi situasi yang membuat panik masyarakat.
  9. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BNPB, BPBD Provinsi Sumatera Utara dan BPBD Kabupaten Karo dalam memberikan informasi tentang kegiatan G. Sinabung.
  10. Pemerintah Daerah Kabupaten Karo agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melalui Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung di Jl. Kiras Bangun, Gg.Kayu Bakar, Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo dalam memberikan informasi tentang kegiatan G. Sinabung.


LAMPIRAN 1:
Grafik jenis dan jumlah gempa harian selengkapnya selama kurun waktu dari 1 Januari hingga 11 Mei 2015 dapat dilihat pada bawah ini
Gambar Reva sinabung 1

LAMPIRAN 2:
Nilai RSAM (real-time seismic amplitude measurement) yang mewakili besar energi yang dikandung oleh gempa-gempa yang terekam selama kurun waktu 1 Januari hingga 12 Mei 2015 pukul 06:00 WIB dapat dilihat di bawah ini. Gambar Reva sinabung 2

LAMPIRAN 3:
PETA KAWASAN RAWAN BENCANA G. SINABUNG Gambar Reva sinabung 3

LAMPIRAN 4:
Pengukuran jarak dengan EDM dilakukan dari SNB 1 (03° 10' 59,25" LU, 98° 25' 25,64" BT, elevasi 1.305 m) Desa Sukanalu, terhadap reflektor SNB 2 (03° 10' 42,50" LU, 98° 24' 50,50" BT, elevasi 1.436 m) dan SNB 3 (03° 10' 44,79" LU, 98° 24' 20,21" BT, elevasi 1.626 m) di lereng timur G. Sinabung. Grafik hasil pengukuran jarak dengan EDM selama kurun waktu dari 5 Maret 2014 hingga 11 Mei 2015 di bawah ini. Gambar Reva sinabung 4

LAMPIRAN 5:
Lokasi pengamatan deformasi dengan tiltmeter dilakukan di dua lokasi, yaitu: stasiun Sukanalu (03° 10' 41,8" LU; 98° 24' 20,8" BT, elevasi 1.626 m, lereng timur G. Sinabung) dan stasiun Lau Kawar (03° 11' 29,70" LU; 98° 23' 6,30" BT, elevasi 1.468 m, lereng utara G. Sinabung). Grafik hasil pengukuran ungkitan dengan tiltmeter selama kurun waktu dari 7 November 2013 hingga 12 Mei 2015 dapat dilihat di bawah ini Gambar Reva sinabung 5

LAMPIRAN 6:
Pengukuran fluks gas SO2 dilakukan dari Desa Sukatepu di tenggara puncak G. Sinabung. Grafik hasil pengukuran fluks gas SO2 selama kurun waktu dari 1 September 2013 hingga 4 Mei 2015 dapat dilihat di bawah ini.
Gambar Reva sinabung 6

LAMPIRAN 7:
Suhu mata air panas diukur secara kontinyu sejak awal September 2013 di daerah Payung (03° 07' 35,5" LU, 98° 23' 13,3" BT), di kaki gunung ke arah Selatan dari puncak G. Sinabung. Grafik pengukuran parameter kimia air panas selama kurun waktu dari 1 Oktober 2013 hingga 4 Mei 2015 dapat dilhat di bawah ini.

Gambar Reva sinabung 7

Senin, 04 Mei 2015


Peningkatan Tingkat Aktivitas G. Dempo Level I (normal) Menjadi Level Ii (waspada)

I. Pendahuluan G. Dempo mempunyai dua puncak yaitu: G.Dempo pada ketinggian 3.049 m dpl dan G.Marapi Dempo pada ketinggian 3.173 m dpl. Sejarah letusan Gunung Dempo tercatat sejak tahun 1818 dan hingga kini telah terjadi 21 kejadian. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 1 Januari 2009. Frekuensi letusan tidak teratur, periode istirahat dan periode letusan tidak tetap. Jangka waktu terpendek periode istirahat adalah satu tahun sedangkan periode terpanjang adalah 26 tahun. Karakter letusan G. Dempo merupakan Letusan Freatik. Letusan Freatik umumnya berlangsung secara tiba-tiba dan dalam waktu singkat. Sifat letusan G. Dempo yaitu: selalu mengeluarkan lumpur belerang, piroklastik dan air dari danau kawah yang cukup membahayakan bagi daerah sekitarnya. Dampak bahaya letusannya umumnya bersifat lokal dan tersebar di sekitar pusat letusan.
II. Visual Hasil pemantauan visual yang dilakukan dari Pos PGA Dempo ke puncak G. Dempo pada periode 1 Januari 2015 – 29 April 2015 pukul 12:00 WIB, secara umum sebagai berikut:
  • Januari 2015. Cuaca cerah –hujan, hembusan asap nihil.
  • Pebruari 2015. Cuaca cerah –hujan, hembusan asap nihil
  • Maret 2015. Cuaca cerah –hujan, hembusan asap nihil
  • 1-15 April 2015. Cuaca cerah –hujan gerimis, hembusan asap nihil.
  • 16-29 April 2015. Cuaca cerah –hujan gerimis. Pada tanggal 27 April 2015, pada pukul 7;30-09;00 WIB teramati hembusan asap putih tipis-keabuan, tinggi asap 50 m dari puncak G.Dempo.
III. Kegempaan
  • Januari 2015, terekam 3 kali kejadian gempa Vulkanik Dalam (VA), 4 kali kejadian gempa Tektonik Jauh (TJ).
  • Pebruari 2015, terekam 5 kali Hembusan, 3 kali kejadian gempa Vulkanik Dalam (VA), 2 kali kejadian gempa Tektonik Lokal (TL), dan 6 kali kejadian gempa Tektonik Jauh (TJ).
  • Maret 2015, terekam 2 kali Hembusan, 5 kali kejadian gempa Vulkanik Dangkal (VB), 9 kali kejadian gempa Vulkanik Dalam (VA), 1 kali kejadian gempa Tektonik Lokal (TL), dan 11 kali kejadian gempa Tektonik Jauh (TJ).
  • 1 -15 April 2015, terekam 3 kali kejadian gempa Vulkanik Dangkal (VB), 9 kali kejadian gempa Vulkanik Dalam (VA), 1 kali kejadian gempa Tektonik Lokal (TL), dan 9 kali kejadian gempa Tektonik Jauh (TJ)
  • 16 -29 April 2015, pukul 12:00 WIB terekam 7 kali Hembusan, 6 kali kejadian gempa Vulkanik Dangkal (VB), 28 kali kejadian gempa Vulkanik Dalam (VA), 12 kali kejadian Tremor, 1 kali kejadian gempa Tektonik Lokal (TL) dan 7 kali kejadian gempa Tektonik Jauh (TJ).
IV. Evaluasi Hasil pengamatan visual G. Dempo yang dilakukan dari Pos PGA Dempo, pada tanggal 27 April 2015 terlihat hembusan asap menerus.
Data rekaman gempa Vulknaik Dalam (VA) G. Dempo pada periode 1-29 April 2015 pukul 12:00 WIB, menunjukan peningkatan bila dibandingkan dengan data bulan-bulan sebelumnya.

V. Potensi Bahaya Letusan Freatik berupa abu dan hujan lumpur bisa terjadi tiba-tiba yang jatuh dalam radius 1 km dari pusat letusan.
VI. Kesimpulan
  • Terjadi peningkatan aktivitas G. Dempo, yang ditunjukkan secara visual dan data kegempaan.
  • Dengan kondisi aktivitas tersebut di atas maka tingkat aktivitas G. Dempo dinaikan dari level I (Normal) menjadi Level II (Waspada) sejak tanggal 29 April 2015 pukul 16.00 WIB.

VI. Rekomendasi
Sehubungan dengan peningkatan tingkat aktivitas G. Dempo menjadi Level II (WASPADA), direkomendasikan sebagai berikut:
  1. Agar Masyarakat, pengungjung/wisatawan tidak mendekati danau kawah Marapi - G.Dempo dalam radius 1 km, mengingat kawah sebagai pusat letusan dan gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan bagi kehidupan.
  2. Masyarakat di sekitar G. Dempo diharap tenang tidak terpancing isu-isu tentang erupsi G. Dempo, dan agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kotamadya Pagaralam, Kabupaten Lahat dan Kabupaten Empat Lawang  yang senantiasa mendapat laporan tentang aktivitas G. Dempo.
  3. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BNPB, BPBD Provinsi Sumatera Selatan dan BPBD Kotamadya Pagaralam, Kabupaten Lahat dan Kabupaten Empat Lawang   dalam memberikan informasi tentang kegiatan G. Dempo

Status Gunungapi Diatas Normal



G. Soputan Siaga 26-12-2014

led_yellow
G. Sinabung Siaga 08-04-2014

led_orange_blink
G. Karangetang Siaga 03-09-2013


G. Lokon Siaga 24-07-2011


G. Dempo Waspada 29-04-2015


G. Lewotobi Laki-laki Waspada 17-03-2015


G. Ruang Waspada 12-03-2015


G. Gamalama Waspada 10-03-2015


G. Slamet Waspada 05-01-2015

led_yellow
G. Raung Waspada 13-11-2014

led_yellow
G. Sangeangapi Waspada 17-06-2014


G. Rokatenda Waspada 07-04-2014


G. Ibu Waspada 10-12-2013

led_yellow
G. Lewotobi Perempuan Waspada 30-09-2013

led_yellow
G. Gamkonora Waspada 01-07-2013

led_yellow
G. Papandayan Waspada 06-06-2013

led_yellow
G. Bromo Waspada 03-10-2012

led_yellow
G. Semeru Waspada 02-05-2012

led_yellow
G. Anak Krakatau Waspada 26-01-2012

led_yellow
G. Marapi Waspada 03-08-2011

led_yellow
G. Dukono Waspada 15-06-2008

led_yellow
G. Kerinci Waspada 09-09-2007
Keterangan :
led_red_blink Level IV (AWAS)
led_orange_blink Level III (SIAGA)
led_yellow Level II (WASPADA)
led_green Level I (NORMAL)